INTEGRITY is A Lifestyle
A.
Definisi Integritas
1.
Menurut Kamus Oxford, integrity is the quality of being honest and morally upright yaitu kualitas yang jujur dan bermoral.
2.
Integritas adalah keterpaduan, kebulatan, keutuhan (antara perkataan dan tindakan), jujur dan dapat dipercaya (KBBI).
3.
Dalam Wikipedia dikatakan, a concept of consistency of actions, values, methods, measures, principles, expectations and outcomes, yaitu konsep keteraturan dari tindakan, nilai-nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan besar dan hasil.
4.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, integritas dapat pula diartikan sebagai kredibilitas dalam etika, moral, karakter, tingkah laku, kepribadian dan melakukannya dengan teguh dan terpadu.
Dapat disimpulkan bahwa integritas yaitu perpaduan secara utuh dari nilai-nilai, tindakan, prinsip, perkataan/kejujuran (yang diucapkan) yang dijalankan dengan tekun, teratur sehingga membuat seseorang dapat dipercaya, diakui kredibilitasnya
B.
Teladan Integritas dalam Alkitab (1 Raja-raja 3:1-8, 14)
Dalam 1 Raja-raja 3:6, Salomo berkata: ”Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setiaMu yang besar kepada hambaMu Daud, ayahku, sebab ia hidup dihadapanMu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.” Melalui ayat ini, gambaran integritas menurut Alkitab terangkum dari tiga nilai yaitu, setia, benar dan jujur yang tergambar dalam kehidupan Daud.
1.
Siapakah Daud?
Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samu. 16). Ayahnya bernama Isai, putra bungsu dari 8 bersaudara. Masa remajanya dilalui dengan menjadi seorang gembala (1 Sam. 17). Suatu kali ketika sedang menggembalakan domba, Daud diperintahkan ayahnya untuk mengantar bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara Filistin.
2.
Daud menjadi Raja Israel
Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa dengki pada diri Saul, Raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi Raja Israel yang kedua. Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Selain itu, Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah Sahabat Karib Daud.
3.
Apakah kehidupan Daud super sempurna dan tidak pernah berbuat dosa?
Jawaban dari pertanyaan diatas adalah sama sekali tidak. Daud memang dikenal sebagai orang yang sangat intin dengan Tuhan. Dia juga mempunyai iman yang luar biasa besar. Daud juga merupakan sosok yang hidup dalam pengharapan kuat kepada Tuhan. Dalam beberapa situasi yang ditulis di Alkitab, Daud tetap berpegang pada Tuhan dalam berbagai situasi sulit yang dihadapi, bahkan ketika nyawanya berada diujung tanduk dalam beberapa kesempatan. Tetapi disisi lain, Daud pernah melakukan kesalahan. Ia berzinah dengan istri Uria (seorang perwira Daud), Batsyeba. Bahkan kemudian mengirim utusan untuk membunuh Uria dalam peperangan. Kesalahan demi kesalahan dibuat Daud. Dalam 2 Sam. 11:27 dikatakan, “tetapi hal yang dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.” Daud adalah manusia biasa sama seperti kita yang tidak kebal dosa dan bisa saja melakukan kesalahan atau jatuh ke dalam dosa.
4.
Integritas Daud
Integritas bukan berarti manusia hidup sempurna tanpa kesalahan apapun. Melalui teladan Daud, kita dapat melihat reaksi Daud ketika ia mendapat teguran keras dari Tuhan lewat nabi Natan. “Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” (2 Samuel 12:13). Disinilah integritas Daud nyata, kita bisa melihat Daud yang dengan tulus, terbuka dihadapan Tuhan dalam pengakuan dosanya yang tertulisa dalam Mazmur 51:1-19.
Kesimpulan
Orang yang memiliki integritas bukanlah orang yang kebal dosa atau tidak bisa salah, melainkan orang yang memegang prinsip kebenaran, kesetiaan dan kejujuran, namun di saat ia melakukan kesalahan atau dosa, maka orang yang berintegritas akan merespons dengan sikap hati yang segera menyadari dosa dan kesalahannya. Mau dengan jujur dan besar hati mengakuinya, lalu bertobat, memperbaiki kesalahan dan tidak mengulanginya lagi.
Selain Daud beberapa tokoh Alkitab yang terbukti integritasnya dapat kita lihat melalui teladan:
1.
Ayub (saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, Ayub 1:1; 2:3).
2.
Yusuf (jujur, dapat dipercaya, takut akan Allah, Kej. 39:8-9)
3.
Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego (tidak ada suatu cela, takut akan Allah, Dan. 1:4; 3:12, 3:17-18; 6:11-14)
C.
Pentingnya Integritas
1.
Integritas menyangkut eksistensi atau keberadaan seseorang dihadapan Tuhan dan sesama.
2.
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan teladan seperti dalam Mat. 22:16, Luk. 20:21 yaitu jujur, tidak cari muka, adanya kesatuan (kebenaran antara perkataan dengan perbuatan dalam pengajaran).
D.
Sikap/Cara yang harus Kita Upayakan untuk Konsisten Berintegritas
1.
Menyangkal diri, menyadari keberadaan Allah, sekalipun IA tidak terlihat dalam segala situasi dan aktivitas sehari-hari.
2.
Tidak terikat kepada harta duniawi (Luk. 17:32) tetapi senantiasa terikat, fokus hanya kepada Tuhan seperti pembacaan Firman, waktu teduh, doa, puasa, penggalian Alkitab. Pengenalan yang mendalam akan Tuhan akan membuahkan KECINTAAN yang besar akan Tuhan dan membuahkan KEBENCIAN yang amat sangat terhadap dosa sehingga dengan berani mengatakan TIDAK untuk berbuat dosa.
3.
Menyadari dalam seluruh pekerjaan yang sedang dilakukan, Tuhan selau membentuk karakter kita melalui proses yang berbeda dan menyakitkan.
4.
Memiliki komitmen untuk hidup jujur dan memiliki hati yang tulus (Ams. 11:3).
5.
Memiliki hubungan pribadi yang baik dengan sesama. Terlibat dalam persekutuan baik di kampus, gereja maupun komunitas alumni khususnya dalam kelompok-kelompok kecil/tumbuh bersama/sel.
TIPS menjadikan integritas sebagai gaya hidup “MAHASISWA”
1.
Rendah hati dalam belajar. Memprioritaskan waktu untuk belajar mandiri walaupun sedang tidak ada tugas. Termasuk mengasah talenta/kemapuan yang sudah Tuhan anugerahkan untuk dikembalikan kepada Kemuliaan Allah. Belajar membuat kita tetap rendah hati menyadari bahwa setiap hasil yang kita terima merupakan bagian dari rencana Allah.
2.
Tidak menjadikan sistem penilaian akademis sebagai standar utama dalam mengukur kualitas hidup. Semisal pengejaran habis-habisan akan Indeks Prestasi (IP) yang tinggi. Kualitas hidup ditentukan bagaimana upaya memaksimalkan talenta/kemampuan dengan tetap bersandar pada Tuhan.
TIPS menjadikan integritas sebagai gaya hidup “ALUMNI”
1.
Mengembangkan diri/kemampuan dalam bidang yang digeluti.
2.
Rendah hati untuk mau berelasi dengan rekan kerja.
3.
Memposisikan rekan kerja sebagai sahabat, bukan sebagai atasan yang harus ditakuti melebihi takut akan Allah atau bawahan yang harus diperlakukan semena-mena.
4.
Komitmen untuk tetap melayani dalam gereja/komunitas lain, termasuk memberikan perpuluhan dan persembahan/sebagian uang baik di gereja maupun dalam upaya membantu orang lain.
Integritas membuat nama Allah semakin ditinggikan. Dengan demikian makin banyak orang yang menyadari dan turut mengagungkan serta percaya kepadaNya.
“Tetapi barangsiapa menuruti FirmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia hidup ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
1 Yoh. 2:5-6
Betapa indahnya kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita di dalam Kristus Yesus. Kiranya kita yang telah berada dalam kasih karuniaNya melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus dengan rendah hati selalu mau diajar di dalam FirmanNya sehingga kita dapat bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus Yesus.
-Soli Deo Gloria-
Daftar Referensi:
1.
http;//remaja.co/Berbeda_dalam_Integritas
2.
http://www.renunganharianonline.com/ 2011/01/integritas-1-kehidupan-daud.html?m=1
3.
http;//www.buletinpillar.org/artikel/pelajar-kristen-bagian-1#hal-4